Kanker serviks merupakan salah satu jenis kanker yang paling mematikan bagi perempuan, namun sekaligus salah satu yang paling bisa dicegah. Penyebab utama kanker serviks adalah infeksi virus Human Papillomavirus (HPV), yang bisa menyerang tanpa gejala dan berkembang selama bertahun-tahun sebelum akhirnya menjadi kanker.

PAFI GUNUNG SUGIH (Persatuan Ahli Farmasi Indonesia) menekankan pentingnya pencegahan kanker serviks melalui dua langkah utama: vaksinasi HPV dan skrining rutin seperti Pap smear atau tes HPV. Keduanya terbukti efektif dalam mendeteksi dini dan melindungi tubuh dari risiko penyakit ini.

Sayangnya, masih banyak perempuan di Indonesia yang belum menyadari pentingnya tindakan preventif ini. Karena itu, PAFI GUNUNG SUGIH hadir untuk memberikan edukasi yang mudah dipahami, dan mendorong masyarakat agar lebih peduli terhadap kesehatan reproduksi sejak dini.

Kenapa Kanker Serviks Berbahaya?

Kanker serviks berkembang di bagian leher rahim, yakni area di bawah rahim yang terhubung dengan vagina. Pada tahap awal, kanker serviks jarang menunjukkan gejala. Namun, jika tidak terdeteksi sejak dini, kanker ini bisa menyebar ke organ lain dan menjadi sulit diobati.

Menurut data WHO, ratusan ribu perempuan di dunia meninggal setiap tahunnya karena kanker serviks, dan sebagian besar berasal dari negara berkembang—termasuk Indonesia—di mana akses terhadap skrining dan vaksin masih rendah.

PAFI GUNUNG SUGIH mencatat bahwa banyak kasus kanker serviks baru terdeteksi saat sudah berada di stadium lanjut, yang artinya pengobatan menjadi lebih kompleks dan kemungkinan sembuh pun menurun drastis.

Vaksin HPV: Perlindungan Sejak Dini

Vaksin HPV adalah langkah pertama dan paling efektif dalam mencegah kanker serviks. Vaksin ini bekerja dengan melindungi tubuh dari infeksi jenis HPV yang paling sering menyebabkan kanker serviks.

PAFI GUNUNG SUGIH menjelaskan bahwa vaksin HPV paling efektif diberikan kepada anak perempuan (dan laki-laki) sebelum mereka aktif secara seksual, biasanya pada usia 9–14 tahun. Namun, perempuan dewasa hingga usia 45 tahun juga masih bisa mendapatkan manfaat dari vaksinasi ini, tergantung kondisi kesehatan dan riwayat infeksi sebelumnya.

Vaksin diberikan dalam dua hingga tiga dosis, tergantung pada usia saat vaksinasi dimulai. Pemerintah Indonesia bahkan telah memasukkan vaksin HPV dalam program imunisasi nasional untuk anak-anak perempuan usia sekolah dasar.

Skrining Rutin: Deteksi Dini yang Menyelamatkan

Selain vaksin, langkah penting lainnya adalah melakukan skrining secara rutin untuk mendeteksi perubahan sel pada serviks sejak dini. Skrining yang umum dilakukan adalah:

  • Pap smear: Mengambil sampel sel dari leher rahim untuk diperiksa di laboratorium.

  • Tes HPV: Mengidentifikasi apakah ada infeksi HPV risiko tinggi di dalam tubuh.

PAFI GUNUNG SUGIH menganjurkan agar semua perempuan mulai usia 21 tahun (atau setelah menikah) melakukan Pap smear setiap 3 tahun sekali. Jika memungkinkan, bisa dikombinasikan dengan tes HPV setiap 5 tahun untuk hasil yang lebih akurat.

Deteksi dini lewat skrining bisa menemukan perubahan sel yang berpotensi menjadi kanker, sehingga bisa diobati sebelum berkembang menjadi penyakit serius.

Peran PAFI GUNUNG SUGIH dalam Edukasi Pencegahan

Sebagai bagian dari PERSATUAN AHLI FARMASI INDONESIA, PAFI GUNUNG SUGIH memiliki peran aktif dalam mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya vaksinasi dan skrining untuk pencegahan kanker serviks.

Melalui kegiatan penyuluhan di apotek, posyandu, sekolah, dan puskesmas, PAFI GUNUNG SUGIH memberikan informasi akurat dan terpercaya kepada masyarakat, terutama perempuan dan remaja putri. Apoteker yang tergabung dalam PAFI juga berperan dalam memberikan penjelasan tentang cara kerja vaksin, efek samping ringan yang mungkin terjadi, dan pentingnya tidak menunda skrining.

PAFI GUNUNG SUGIH juga mendorong kolaborasi antara tenaga kesehatan, pemerintah daerah, dan organisasi masyarakat agar vaksin HPV dapat diakses lebih luas, terutama bagi keluarga berpenghasilan rendah.

Mengapa Banyak yang Masih Enggan?

Meski vaksin HPV dan skrining sangat penting, masih banyak perempuan yang belum melakukannya karena beberapa alasan:

  • Kurangnya informasi

  • Takut atau malu menjalani pemeriksaan

  • Biaya vaksin atau tes dianggap mahal

  • Mitos dan stigma seputar vaksin HPV

PAFI GUNUNG SUGIH berkomitmen untuk mematahkan mitos dan membangun kepercayaan masyarakat. Vaksin HPV aman, tidak menyebabkan kemandulan, dan bukan hanya untuk perempuan yang sudah menikah. Justru semakin muda usia saat vaksinasi, semakin baik perlindungannya.

Ayo Cegah, Jangan Tunggu Sakit

Pencegahan jauh lebih murah, mudah, dan efektif dibandingkan pengobatan kanker. Kanker serviks bisa dicegah, dan Anda punya kendali penuh untuk melindungi diri Anda dan orang-orang yang Anda cintai.

PAFI GUNUNG SUGIH mengajak seluruh perempuan, terutama yang berusia 21 tahun ke atas atau sudah aktif secara seksual, untuk tidak menunda skrining rutin. Dan bagi para orang tua, mulailah melindungi anak-anak Anda dengan memberikan vaksin HPV sejak dini.

Dengan kombinasi vaksin dan skrining rutin, kita dapat bersama-sama menurunkan angka kematian akibat kanker serviks di Indonesia. Jadikan langkah kecil ini sebagai investasi besar untuk masa depan.